Hobi Koleksi Isi Binder Anak 90-an

Hobi Koleksi Isi Binder Anak 90-an

Anda yang lahir tahun 90-an pasti pernah mengalami maniak isi binder?  Koleksi isi binder dengan kertas warna-warni, dengan gambar yang cantik.

Ada beragam merek isi binder yang populer saat itu, seperti Loose Leaf yang khusus mengeluarkan variasi kertas polos bergaris. Atau ada pula Harvest, rajanya kertas binder yang bikin anak-anak SD heboh.

Saat itu, dunia anak-anak tiba-tiba seakan menjadi dewasa karena aksi saling bertukar kertas dan menjual dengan harga mahal. Apalagi untuk isi binder Harvest langka yang kala itu harganya selangit.

Jika sekarang memikirkan masa-masa tersebut rasanya lucu. Bagaimana bisa anak SD memiliki hobi yang langka seperti ini. Dan sepertinya sekarang sudah tidak ada yang demikian.

Masa kejayaan pabrik kertas seakan sudah berlalu sejenak. Isi binder bukan lagi gengsi dan hobi anak SD. Kertas bergambar karakter kartun ini tidak lagi menjadi status sosial bagi anak-anak orang kaya.

Tren Kertas Binder dan Terjadinya Gap Sosial Anak SD

Sekarang mari membahas dengan sudut pandang orang dewasa. Apa yang terjadi pada generasi anak 90-an dulu seakan-akan memang bentuk dari stratifikasi sosial.

Antara murid kaya dengan murid miskin. Si kaya bisa membeli kertas binder yang mahal-mahal, seperti dari merek Harvest. Sedangkan Si miskin hanya membeli kertas binder yang tipis dan murah.

Koleksi isi binder

Setidaknya itulah dari kacamata orang dewasa masa kini saat melihatnya. Bayangkan saja harga isi binder Harvest saja saat itu yang termurah Rp300 rupiah per lembar, ini pun dapat gambar yang biasa.

Kalau mau eksklusif, harganya bisa sampai Rp1000 bahkan lebih. Padahal saat itu anak SD paling hanya memiliki uang jajan sebanyak Rp1000 saja dari orang tuanya.

Artinya uang jajan mereka habis buat hobi koleksi isi binder bagus. Mereka rela tidak jajan, asalkan bindernya penuh dengan kertas yang bagus gambar karakternya.

Baca Juga: Kamar Tidur Anak Aesthetic, Siapkan Perlengkapan Ini

Alasan Mengapa Hobi Koleksi Isi Binder itu Mengasyikkan

Ada sisi positif bagi anak-anak yang memiliki hobi mengumpulkan kertas binder ini. Mereka biasanya akan berubah jadi anak yang rajin dan suka merawat kebersihan peralatan menulisnya.

Anak-anak SD generasi tahun 90-an dulu, kalau kertas binder koleksinya tercoret sedikit saja pasti rasanya ingin membuang saja atau mencoret-coret sekalian.

Pasalnya, kertas binder yang sudah rusak begini sudah tidak berguna lagi. Ibarat barang yang sudah kotor dan rusak, saatnya membuang.

Kalau anaknya kreatif dan kebetulan kertasnya bagus untuk koleksi isi binder Harvest. Maka ada saja yang mau beli dengan harga murah. Walau sudah tercoret sedikit.

Berikut adalah ulasan lengkap mengenai alasan mengapa anak-anak zaman dulu suka mengoleksi kertas isi binder:

1. Ikut-Ikutan Teman

Alasan pertama mengapa anak SD suka koleksi kertas binder yaitu karena ikut-ikutan teman. Pada masa lalu, kalau ada teman yang bindernya lengkap dan keren pasti kadang bikin iri.

Jadi mereka akan terus berlomba-lomba mengumpulkan kertas terbagus. Namun perlombaan ini bukanlah secara terbuka. Jadi hanya isyarat saja bahwa yang koleksinya paling banyak pasti memperoleh decak kagum.

2. Memang Sedang Jadi Tren Nasional

Jika menelusuri lebih jauh, sebetulnya memang sedang jadi tren nasional. Artinya hobi koleksi isi binder terjadi pada banyak wilayah Indonesia.

Terutama untuk wilayah yang memang memiliki akses mudah terhadap keterbukaan informasi dan infrastruktur. Sehingga kertas binder mudah dijumpai pada wilayah ini menjadi salah satu alat tulis yang mendasar pada masa itu.

3. Bakul Isi Binder di Sekolah

Kehadiran para pedagang kertas binder pada masa itu membuat hobi koleksi isi binder semakin ramai. Tidak hanya anak perempuan saja yang melakukan. Anak laki-laki juga demikian sehingga para bakul kertas pun makin banyak saja.

Mereka menjual semakin banyak kertas binder yang bagus-bagus dan membuat anak sekolah menganggap kertas ini lebih dari alat tulis. Artinya sudah seperti mainan baru bagi mereka.

4. Kebiasaan Saling Tukar Isi Binder

Kebiasaan saling menukar isi binder juga terjadi saat itu. Anak-anak sekolah akan menukar beberapa lembar kertas biasa hanya buat dapatkan selembar Harvest.

Saat itu koleksi isi binder Harvest sangat berkelas. Soalnya kertasnya memang tebal, gambarnya bagus karakternya. Selain itu, biasanya sangat langka gambarnya. Seolah hanya cetak terbatas.

5. Kagum dengan Gambar dan Warnanya

Eksklusivitas gambar dan warna kertas binder menjadi hiburan tersendiri. Rasanya zaman dulu hanya dengan melihat gambar isi binder saja sudah bahagia.

Sangat takut bila kertasnya tercoret sehingga selalu menjaga kebersihannya. Kehati-hatian saat membolak-balik kertasnya. Supaya tidak sobek dan terlipat, sungguh sangat maniak memang.

6. Dominasi Merek Harvest Sebagai yang Terbaik

Ada dominasi merek Harvest saat itu sebagai pabrikan yang terbaik. Dengan tertera mereknya saja, sudah membuat harga kertasnya melambung naik. Sungguh jadi lahan bisnis alat tulis saat itu.

Membeli sepack kertas binder Harvest, kemudian menjualnya secara eceran. Pastinya bakal cuan banget kalau laku keras. Anak-anak yang koleksi isi binder tidak akan kepo pula berapa sebetulnya harga sepack Harvest, mereka suka eceran saja.

7. Alternatif Permainan Selain Main Orang-Orangan

Daripada bosan mainan wayang atau orang-orangan. Anak tahun 90-an memang lebih suka jadi kolektor kertas binder saja. Hobi yang butuh banyak uang jajan, tapi merasa puas kalau berhasil kumpulkan kertas langka.

Permainan lain jadi terasa membosankan. Sebab sudah terbiasa bermain yang tenang. Cukup dengan menambah semakin banyak koleksi kertas langka, maka binder akan jadi pusat pujian.

Itulah beberapa alasan masuk akal mengapa koleksi isi binder itu asyik. Pada masanya, ketika anak-anak belum terpapar gadget ponsel, memang binder itu sesuatu yang wah.

Baca Juga: Perbedaan Pensil 2B Faber Castell Asli dengan Palsu

Belum mau berhenti koleksi selama bindernya belum penuh. Sampai terkadang pengunci binder jadi sulit mengatup karena saking penuhnya dengan koleksi.