Setelah sebelumnya sempat membahas kemungkinan dari daur ulang tinja jadi air bersih, kini saatnya untuk mencari peluang hadirnya teknologi daur ulang tinja jadi makanan. Mungkinkah terjadi yang seperti ini?
Hal ini sangat mungkin terjadi sebagaimana di Jepang, ternyata kotoran manusia bisa berubah menjadi makanan yang layak konsumsi. Dengan teknik daur ulang yang tepat, makanan dengan kandungan gizi yang melimpah dan rasa yang enak sangat memungkinkan hadir.
Lihat saja bagaimana Jepang sangat serius mengatasi limbah tinja, sampai-sampai berpikir untuk membuat steik dari bahan baku yang sangat tidak lazim ini. Tak pernah terbayangkan sebelumnya bagaimana rasanya makanan terbuat dari kotoran?
Daftar Isi
Teknologi Daur Ulang Tinja Jadi Makanan Mirip Steik Daging Sapi
Ia adalah Mitsuyuki Ikeda, seorang peneliti dari Laboratorium Okayama Jepang terobsesi membuat resep makanan dari olahan tinja manusia. Ia terpikirkan untuk membuat Steik berbahan dasar benda yang kotor ini.
Bagaimana jadinya? Bukan sembarangan resep makanan, teknologi daur ulang tinja ini sungguh melalui proses penelitian yang canggih. Ikeda meneliti kandungan gizi dari tinja dan memisahkan zat-zat yang bergizi dari kotoran yang ada. Untuk kemudian mencetaknya jadi makanan berbentuk seperti daging Steik yang lezat itu.
Cara memproses lumpur tinja jadi makanan sangat lama. Selain itu, biaya pengolahannya bisa 20-30 kali lipat dari sekedar membuat Steik sapi asli. Hal inilah yang membuat teknologi pangan nyeleneh asal Jepang ini tidak akan mendapatkan tempat dalam industri makanan sendiri.
Jadi mari membahasnya hanya sekadar sebagai tambahan pengetahuan. Bahwa dalam dunia yang inovatif ternyata ada orang-orang yang out of the box pemikirannya. Sampai-sampai mau meneliti tinja hanya untuk berharap dapat makanan.
Selain untuk tujuan tersebut, manfaat teknologi daur ulang tinja jadi makanan juga bertujuan untuk mengurangi dampak kerusakan alam akibat melimpahnya lumpur tinja. Akumulasi pembuangan kotoran manusia akan dapat menjadi masalah serius seperti efek gas rumah kaca. Untuk itulah perlu mencari solusinya segera.
Baca Juga: Tips Desain Rumah Cowok: Stylish, Maskulin, dan High-Tech!
Alasan Mengapa Makanan Dari Tinja itu Tidak Layak Konsumsi
Mengomentari kemajuan teknologi sebagai sesuatu yang percuma tentu tidak baik. Namun yang menjadi persoalan adalah ketika teknologi pangan menjadi ke arah yang tidak layak konsumsi, maka apakah baik untuk meneruskannya?
Untuk sampai pada tahap penelitian masih baik, namun jika sampai tahap inovasi dan produksi makanan, maka sudah mengarah pada kudapan yang haram. Bagaimana menjadi tidak haram bilamana kotoran manusia itu sendiri sesuatu yang najis?
Hal yang najis hukumnya haram baginya untuk mengonsumsi. Untuk itulah, sebesar apapun kecanggihan teknologi. Jangan sampai menyepelekan perkara ini. Terlebih sangat baik bagi manusia bila menghindari hal najis dan kotor. Daripada menimbulkan efek tidak baik bagi kesehatan.
Teknologi Daur Ulang Tinja Jadi Makanan Tidak Perlu, Solusinya Apa?
Mari bahas sejenak tentang bagaimana solusi dari teknologi daur ulang tinja. Jika menjadi makanan tidak perlu lagi, termasuk menjadi air minum bersih pun perlu mengkajinya lagi.
Lantas, olahan seperti apa yang baiknya untuk menangani lumpur tinja. Ternyata yang paling aman adalah mengolahnya jadi pupuk dan biogas. Selain dua hal tersebut, sebaiknya tidak perlu mencobanya.
Janganlah teknologi membuat manusia berlebih-lebihan dalam membayangkan inovasi terbaru dari pengolahan lumpur tinja. Jadi mau tidak mau manusia harus mengarahkan pemanfaatan tinja pada hal yang positif dan tidak berisiko buruk terhadap kesehatan.
Lagipula membayangkan saja sudah jijik. Bagaimana mungkin Steak terbuat dari kotoran? Terbukti bahwa penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan Jepang itu tidak mendapatkan respon baik dari kalangan masyarakat maupun akademisi sendiri.
Baca Juga: Teknologi Daur Ulang Limbah Tinja untuk Berbagai Sektor
Buktinya, tidak ada yang mau mencoba makanan ini. Mungkin hanya tim peneliti saja yang terpaksa menyicipi hanya untuk mengetahui bagaimana rasanya. Konon rasanya sangat mirip dengan daging sapi asli.
Teknologi Olahan Tinja Jadi Makanan Ada Di Mana Saja?
Inilah manusia terkadang mereka memang penuh rasa ingin tahu. Tidak hanya Jepang, daur ulang limbah tinja jadi makanan juga pernah muncul di Spanyol. Ada ilmuwan asal sana yang mengolah tinja menjadi sosis.
Ada-ada saja seolah bumi sudah tidak mempunyai cadangan makanan yang layak. Sampai teknologi menjadikan para ilmuwan berpikir sangat jauh begini. Sekarang tinggal masyarakat saja yang menilai.
Sesuatu yang bernilai buruk tidak akan lepas dari kritik dan sorotan. Untuk itu, tetap hati-hati saat memilih menu makanan kekinian. Bisa jadi teknologi daur ulang limbah tinja jadi makanan terkandung di dalamnya.
Jika memang sesuatu yang tidak baik ini harus manusia hadapi sebagai bagian dari dinamika perkembangan zaman. Maka semoga ke depannya, teknologi daur ulang lumpur tinja bisa ke arah yang positif.
Seperti misalnya memikirkan bagaimana solusi dari membuang limbah tinja dengan lebih aman. Agar tidak mencemari lingkungan dalam jangka waktu panjang. Serta tidak menimbulkan fitnah dan pertikaian akibat kerusakan lingkungan.
Masalah lumpur tinja menjadi masalah global. Sebab tiap negara memiliki persoalan yang sama terkait bagaimana caranya menangani akumulasi tinja tak terbendung. Jangan sampai sungai dan laut tercemari oleh pembuangan tinja tak bertanggungjawab.
Jika memang teknologi daur ulang tinja jadi makanan justru tampak lebih populer. Maka popularitas ini hanya akan menjadi wacana yang mungkin kurang mendapatkan minat.
Mana ada orang mau makan Steik Sapi berbahan tinja? Sekalipun ada yang memberikan iming-iming gratis atau hadiah, sepertinya tidak akan ada yang mau