Arti dan Makna Carok, Tradisi Duel Bangkalan Madura – Belum lama kemarin ramai berita tentang kematian 4 orang karena Carok. Namun tentu untuk yang tidak paham akan memaknainya sebatas sebagai tawuran atau bacok-bacokan.
Carok konon adalah sebuah harga diri. Suatu bentuk perlawanan atas sesuatu yang dianggap salah, seperti pelecehan maupun konflik agraria. Namun akhir-akhir ini, peristiwa Carok sudah seperti main hakim sendiri dan premanisme. Maknanya tak lebih dari sekadar pembunuhan.
Sebagaimana kasus Carok Bangkalan kemarin yang menewaskan empat orang, ini sepertinya adalah duel terencana. Namun tak disangka-sangka akan menimbulkan kematian fatal hingga sampai ada penangkapan oleh polisi.
Baca Juga: Ziarah ke Makam Ulama Bangkalan Madura
Daftar Isi
Menghadapi Peristiwa Carok dengan Hukum Positif Negara
Jika Carok adalah adat, maka ini peristiwa adat yang tidak bersesuaian lagi dengan hukum positif negara. Duel Carok memang telah melanggar hukum pidana, khususnya pasal 358 KUHP dan 170 KUHP.
Biasanya para pelaku tawuran dan premanisme akan terjerat kedua pasal tersebut. Jika sampai ada korban jiwa dalam duelnya, seperti dalam duel Carok ini, pasti memperoleh hukuman penjara lama.
Cara Menghindari dan Menghentikan Carok
Sesungguhnya tiap permasalahan pasti ada penyelesaiannya. Seperti arti dan makna Carok ini bisa saja untuk tidak perlu pelaksanaannya karena sudah terjadi musyawarah dan mufakat.
Mendahulukan diskusi antara pihak yang bertikai tentu lebih baik daripada menyerahkan persoalan kepada hawa nafsu untuk bertarung. Sebab pertarungan semacam ini hanya akan merugikan banyak pihak.
Untuk mencapai kesepakatan seperti ini butuh mediator yang mumpuni dan mampu melihat persoalan dari semua sudut pandang. Permasalahan yang dapat menyebabkan arti dan makna Carok hanyalah sebuah pelampiasan atas kegagalan dalam mediasi.
Alasan Mengapa Duel Carok Berbahaya
Tentu yang namanya duel pasti berbahaya. Apalagi Carok biasanya melibatkan sekelompok orang. Satu orang bertikai, pihak lainnya bisa menjadi juru sorak atau bahkan ikut-ikutan.
Dan yang paling mengerikan dari tradisi duel maut ini yaitu peristiwa ini kerap menjadi dendam kesumat. Orang yang kalah dalam Carok, misalnya ia tewas, maka anggota keluarganya akan memperoleh warisan berupa senjata yang digunakan untuk menghabisinya. Sehingga ini akan memicu dendam kesumat dari keturunannya.
Maka artinya Carok tidak akan habis dalam sekali duel. Tidak seperti orang bertikai maka akan selesai saat itu juga. Ini adalah peristiwa yang bisa diwariskan bila generasi keturunan tidak memiliki rasa belas kasih dan kasih sayang kepada sesama. Singkatnya, tidak mampu melihat arti dan makna Carok dengan sifat seperti ksatria.
Cara Menyikapi Sebuah Pertikaian
Manusia pasti kerap bertikai, ada saja yang membuatnya mengalami pertengkaran hebat. Namun dengan mampu menyikapinya dengan baik, niscaya pertikaian yang lebih besar dapat terhindari. Untuk itulah butuh sikap-sikap khusus yang dapat mampu melerai persoalan, seperti:
1. Diam
Saat konflik terjadi, belajar untuk memiliki sikap diam tampaknya dapat mencegah masalah jadi melebar. Namun sayangnya ketika seseorang diam, biasanya akan dikonotasikan sebagai kekalahan. Jadi akhirnya tersulut emosi sesaat juga.
2. Bersabar
Arti dan makna Carok Bangkalan yang sesungguhnya selalu mengedepankan kesabaran. Tidak mungkin suatu kebiasaan adat memiliki pemaknaan negatif pada mulanya. Ini hanya sebagai semacam bentuk ancaman keras bilamana tidak terjadi kesepakatan.
3. Tidak Mencampuri Urusan Orang Lain
Tidak mencampuri urusan orang lain adalah langkah paling bijaksana agar terhindar dari permasalahan. Untuk siapapun yang diajak tawuran tentu baiknya menolak. Tidak perlu lagi memikirkan hal lain selain keselamatan diri sendiri.
4. Ikhlas
Sifat ikhlas sangat penting bila sedang mengalami pertengkaran. Namun bukan berarti ikhlas menerima perlakuan dzalim dari orang lain. Ikhlas ini hanya menjadi upaya meredam amarah dari pihak-pihak yang bertikai.
5. Jiwa Ksatria
Perbedaan antara jiwa ksatria dengan jiwa pemberontak tentu berbeda. Para ksatria akan bertarung demi kebaikan banyak orang. Sedangkan pemberontakan adalah atas dasar demi kepentingan pribadi.
6. Memaafkan dan Permintaan Maaf
Carok atau apapun itu nantinya, harusnya mampu memberikan ruang bagi penerimaan dan permintaan maaf yang lebih luas. Mediasi sangat penting terjadi sebelum Carok terjadi.
7. Sopan Santun
Belajar memiliki sopan santun agar dapat memahami arti dan makna Carok Bangkalan secara lebih positif. Dan bahkan bisa mengupayakan untuk tidak terjadi demi keselamatan generasi sekarang dan mendatang.
8. Moralitas dan Etika
Apapun arti dan makna Carok, itu tidak lebih penting dari moralitas dan etika universal yang mestinya hadir dalam kehidupan. Jangan sampai kebiasaan adat yang menimbulkan korban jiwa semacam ini mendapatkan payung hukum adat atau bahkan hukum positif negara.
9. Mematuhi Norma Hukum
Tiap orang yang berusaha hidup sesuai dengan aturan dan anjuran norma hukum pasti bisa hidup damai. Negara ini memiliki kerangka hukum yang mengatur tingkah laku demi keteraturan hidup. Sehingga harusnya mendorong pada perilaku baik.
10. Berdoa
Jangan lupa untuk selalu berdoa agar terhindar dari persoalan yang menyebabkan kekerasan fisik maupun verbal. Sudah tentu tiap orang harus mengupayakan doa keselamatan bagi dirinya dan keluarga agar terhindar dari persoalan Carok Bangkalan atau lainnya.
Tidak ada yang tak mungkin dalam mengatasi konflik. Sebagai manusia yang memiliki seperangkat nilai dan aturan sama untuk mengikat kehidupan masyarakat, pasti ada upaya mencapai kedamaian. Perdamaian ini akan menjadi solusi bagi konflik serupa yang mungkin terjadi di masa depan.
Baca Juga: Panduan Ziarah Makam Wali Gresik, Ada Wali Songo
Arti dan makna Carok memang suatu peristiwa adat yang niscaya terjadi pada masyarakat yang masih menjunjung tinggi kearifan lokal. Namun jangan sampai kejadian seperti ini menjadi semacam warisan yang terus-menerus terjadi tanpa pernah dapat terputus kekerasan dan kebenciannya.