Apa itu Teknologi Rekayasa Cuaca? Pengertian Lengkapnya – Sesuai namanya adalah upaya untuk memanipulasi kondisi cuaca. Weather Modification Technology (WMT) memungkinkan kita untuk mengubah atau memodifikasi cuaca secara sengaja.
Hal ini pada dasarnya berusaha untuk mencari solusi dari dampak buruk cuaca ekstrim. Terdapat berbagai cuaca tertentu yang bila terjadi secara berlebihan, dapat mempengaruhi kehidupan manusia.
Sebut saja saat hujan atau panas yang terus-menerus. Terdapat kebutuhan manusia dalam hal mengurangi kekeringan atau menghindari banjir.
Daftar Isi
Pelaksana Teknologi Rekayasa Cuaca Indonesia
Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BBTMC) di bawah Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) adalah lembaga yang bertanggung jawab dalam penerapan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) Indonesia.
TMC adalah bidang studi dan praktek yang berfokus untuk mempengaruhi kondisi cuaca dengan tujuan tertentu, seperti mengurangi dampak bencana alam atau memenuhi kebutuhan air.
Baca Juga: Pengertian Teknologi Pangan, Prospek Pendidikan dan Karirnya
TMC tidak hanya pada menciptakan hujan buatan, tetapi memang cuaca Indonesia sangat terpengaruh dengan hujan. Kita memakai berbagai teknik untuk mengendalikan cuaca yang sangat bergantung pada hujan.
Kalau jarang hujan, kita berusaha menurunkannya. Kalau terlalu sering hujan, kita berupaya untuk mengurangi intensitasnya.
Rekayasa bisa dengan mengalihkan awan dari wilayah yang rentan terhadap banjir. Selain itu, bisa juga menghambat pertumbuhan awan guna mengurangi risiko hujan es.
Namun, dalam konteks penjelasan berikut, fokusnya akan upaya menciptakan hujan buatan.
Proses dalam Menjalankan Program Rekayasa Cuaca
Saat kita akan melakukan rekayasa pada cuaca, ada proses yang harus dijalani. Hal ini memiliki istilah sebagai teknik modifikasi cuaca.
Terdapat serangkaian tindakan oleh manusia untuk mengubah atau mempengaruhi kondisi cuaca dengan tujuan tertentu.
Ini dapat meliputi pengurangan dampak dari cuaca ekstrem. Seperti banjir atau kekeringan, atau untuk memenuhi kebutuhan manusia akan air pada daerah yang membutuhkan.
Untuk proses selanjutnya, kita akan melakukan hujan buatan. Langkah-langkah utamanya mencakup:
1. Pemantauan Cuaca
Proses dimulai dengan memonitor kondisi cuaca saat ini. Untuk melakukannya, kita bisa memakai berbagai alat, seperti citra satelit dan radar pos meteorologi.
Peralatan tersebut membantu dalam identifikasi awan-awan yang memiliki potensi untuk menghasilkan hujan dengan lebih akurat.
Analisis data cuaca oleh lembaga terkait, seperti Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Semua badan tersebut melihat data cuaca termasuk pola hujan, kelembaban udara, dan pola angin.
Berdasarkan analisis ini, BBTMC menentukan apakah kondisi cuaca mendukung untuk melakukan modifikasi cuaca.
2. Persiapan Pesawat
Kalau modifikasi perlu memakai pesawat, maka selanjutnya pesawat khusus perlu kita siapkan.
Umumnya memang ada pesawat yang tersedia untuk melakukan penyemaian awan. Pesawat ini biasanya terbang ke ketinggian tertentu yang sesuai dengan awan target.
Apabila kondisi cuaca memungkinkan, BBTMC mempersiapkan pesawat khusus yang dilengkapi dengan peralatan untuk melakukan penyemaian awan.
Pesawat akan terbang ke wilayah yang memiliki awan yang berpotensi untuk menghasilkan hujan.
3. Penyemaian Awan
Setelah awan target teridentifikasi, pesawat memulai proses penaburan bahan kimia ke dalam awan.
Salah satu bahan yang umum adalah natrium klorida atau garam dapur. Partikel-partikel garam bertindak sebagai inti pembentuk tetesan air dalam awan.
Penyemaian awan dengan bahan kimia bertujuan untuk meningkatkan jumlah partikel agar pertumbuhan awan menjadi lebih aktif. Lalu, bisa memicu terbentuknya hujan.
Proses ini memiliki penyebutan lain sebagai “penyemaian awan” atau “cloud seeding”. Kemudian menghasilkan pertumbuhan awan menjadi lebih besar dan akhirnya turun hujan.
4. Evaluasi dan Analisis
Setelah proses penyemaian selesai, masuk ke evaluasi untuk mengetahui terhadap efektivitasnya. Analisis data cuaca pasca-penyemaian untuk melihat dampak dari tindakan tersebut.
Hasilnya akan jadi data penunjang untuk teknologi rekayasa cuaca selanjutnya. BBTMC melakukan pemantauan dan evaluasi untuk melihat apakah ada perubahan yang signifikan dalam pola hujan pada wilayah yang tertarget.
5. Penelitian Jangka Panjang
Penerapan TMC melalui BBTMC penting dalam upaya mitigasi bencana alam dan pengelolaan sumber daya air Indonesia.
Penelitian lebih lanjut perlu untuk memahami dampak jangka panjang dari modifikasi cuaca terhadap lingkungan dan ekosistem.
Metode Rekayasa Cuaca Lainnya
Dalam upaya untuk lebih memahami teknologi rekayasa cuaca, penting untuk menjelajahi metode-metode lain.
Selain penyemaian awan, ada cara lain yang populer. Paparan berikutnya adalah rinci metode-metode tersebut.
1. Memakai Garam
Metode lain dalam TMC adalah menaburkan garam ke dalam awan. Garam memiliki sifat higroskopis yang menarik dan menyerap kelembaban dari udara sekitarnya.
Ketika garam lepas ke dalam awan, mereka bertindak sebagai inti untuk pembentukan tetesan air.
Kemudian, garam menyebabkan hujan. Prosedur ini disebut kondensasi, dan seperti penyemaian awan, memerlukan pemantauan yang cermat dan pengaturan yang tepat.
2. Ground Based Generator (GBG)
GBG adalah metode modifikasi cuaca yang via darat. Ini melibatkan penggunaan wahana GBG dan pohon flare atau sistem statis untuk mengirimkan bahan kimia ke awan.
Penerapan GBG pada awan hangat yang berada dalam kondisi supersaturasi. Hal ini terjadi ketika udara mengandung lebih banyak uap air pada suhu tertentu.
Dengan menambahkan partikel-partikel ke dalam awan, GBG dapat memicu pembentukan tetesan air dan potensial untuk menciptakan hujan.
Tantangan dalam rekayasa ini ada beragam. Kemampuan untuk secara tepat menargetkan awan yang akan diuubah.
Selain itu juga memprediksi dampak modifikasi dengan efektif, dan lain sebagainya. Selain itu, ada juga keprihatinan terkait efek samping yang mungkin timbul.
Polusi udara dari pesawat yang dipakai dalam proses rekayasa cuaca atau zat kimia yang digunakan untuk merangsang hujan.
Meskipun rekayasa pada cuaca dapat memberikan banyak manfaat, penggunaannya terus jadi bahan perbincangan baik dari sisi ilmiah maupun sosial.
Meskipun rekayasa cuaca dapat memberikan manfaat dalam mengurangi dampak buruk cuaca ekstrem atau memenuhi kebutuhan air, penggunaannya juga menimbulkan kontroversi.
Baca Juga: Menguak Kecepatan Teknologi Internet
Penting untuk mencatat bahwa teknologi rekayasa cuaca masih merupakan bidang penelitian yang terus berkembang. Dan perlu penelitian lebih lanjut untuk memahami dampaknya secara menyeluruh sebelum menerapkan secara luas.