Macam-Macam Tissue Toilet, Sejarah Pemakaian dan Bahan Materialnya – Sejarah pemakaian tissue WC terjadi mulai pada abad ke-6 di Tiongkok. Saat Kaisar Dinasti Tang bernama Kaisar Taizong pertama kalinya memakai tissue toilet.
Memasuki abad ke-14 negara-negara Eropa baru mulai menggunakannya. Sedangkan toilet kering yang harus memakai tissue pertama kali muncul pada tahun 1857 oleh seorang penemu Amerika bernama Joseph Gayetty.
Daftar Isi
Tren Penggunaan Tissue Toilet Pada Banyak Negara
Pemakaian tissue toilet sebagai alternatif pengganti air untuk cebok setelah buang air besar tidak langsung tersebar secara serentak. Indonesia mungkin menjadi satu-satunya negara pengguna tissue paling sedikit di Asia.
Baca Juga: 5 Desain Wastafel Paling Keren dari Negara-Negara Eropa
Meski kloset duduk sudah banyak penggunanya di Indonesia, namun ternyata WC model ini pun memiliki semprotan air. Jadi bukan benar-benar toilet kering yang mengharuskan pakai tissue.
Lain halnya pada negara lain yang toiletnya sungguh kering. Sampai membuat terkadang bingung bagaimana cara ceboknya. Uniknya tidak cukup pakai tissue belaka, beberapa negara seperti Australia, Amerika Serikat dan Inggris pun mengenal yang namanya kertas toilet. Ini beda dari tissue dan harganya lebih murah.
Perbedaan kertas dan tissue toilet ada pada material bahan dan ketebalannya. Tissue umumnya tipis dan lembut. Sedangkan kertas toilet lebih tebal dan kasar. Namun keduanya sama-sama penting bila menerapkan sistem toilet kering.
Jenis-Jenis Material untuk Membuat Tissue Toilet
Beberapa jenis material yang umum digunakan dalam pembuatan tissue adalah sebagai berikut:
1. Pulp
Bubur kayu atau Pulp menjadi bahan baku utama pembuatan tissue toilet maupun kertas. Tissue yang terbuat dari bahan ini sifatnya lebih lembut dan halus. Warnanya bermacam-macam, mulai dari putih terang, broken white dan brown.
2. Kertas Daur Ulang
Tidak seperti plastik, kertas mudah sekali terbakar dan kusut terurai. Sehingga limbah kertas pun tak sebahaya limbah plastik. Namun berkat penelitian dan uji coba kini masyarakat jadi tahu bahwa keras daur ulang bisa untuk membuat tissue.
3. Kertas Jerami atau Bambu
Straw Paper atau Bamboo Paper adalah jenis kertas yang terbuat dari olahan serat jerami dan serat bambu. Keduanya menjadi bahan alternatif yang semakin populer karena sifatnya yang ramah lingkungan.
Bahan ini lebih berkelanjutan dan cepat terurai secara alami daripada kertas yang dari kayu. Kelemahannya hanyalah secara warna tidak bisa putih bersih dan cenderung sangat rapuh atau mudah hancur.
4. Serat Kombinasi
Beberapa produsen menggunakan campuran berbagai serat, seperti kapas, bambu atau serat tumbuhan lainnya. Campuran serat dapat memberikan kelembutan yang lebih tinggi dan kekuatan yang baik pada tissue toilet.
5. Bahan Organik
Seiring dengan meningkatnya kesadaran akan keberlanjutan dan lingkungan, beberapa produsen mulai menggunakan bahan-bahan organik, seperti singkong, rumput laut dan alga, sebagai bahan dasar tissue toilet.
Bahan-bahan organik ini terurai dengan cepat dan berpotensi mengurangi dampak lingkungan akibat limbah kertas yang terlalu menumpuk.
Cara Memakai Tissue Toilet yang Tepat
Untuk yang sering memakainya pasti tidak kesulitan dengan tissue ini. Namun yang tidak terbiasa tentu bingung dan mengira tissuenya hanya untuk mengelap tangan usai cebok.
Tissue di Indonesia memang seakan hanya seperti lap. Ini tak lepas dari kebiasaan BAB pada WC jongkok. Toilet yang sangat basah dengan semprotan air atau gayung tentu tidak mengenal penggunaan tissue maupun kertas pembersih.
1. Ambil dengan Hati-Hati
Ambil selembar tissue dari kemasan. Pastikan tangan Anda bersih sebelum mengambilnya. Usahakan untuk mengambil sebelum Anda mulai buang hajat. Ini untuk mencegah kekotoran pada gulungan tissue yang tersedia pada toilet.
2. Lipat dengan Benar
Lipat tisu jadi beberapa lapisan agar lebih kuat dan efektif dalam membersihkan. Sebaiknya Anda melipatnya tidak terlalu kecil agar nantinya kotoran dapat Anda bersihkan secara maksimal.
3. Mulai Bersihkan
Gunakan tissue yang sudah dilipat untuk membersihkan diri setelah buang air besar atau kecil. Mulailah dari bagian depan dan usap ke belakang secara lembut. Hindari menggosok terlalu keras agar tidak menyebabkan iritasi pada kulit.
4. Lanjut Pembersihan
Lanjutkan mengelap agak keras dan rapi pada setiap sisi. Ulangi terus hingga tissue terlihat bersih. Biasanya, 2-3 lembar tisu sudah cukup.
5. Memastikan Sudah Bersih
Jika Anda mengalami masalah atau menemukan noda yang sulit hilang dengan tissue biasa, Anda bisa menggunakan tissue basah khusus area tersebut. Jangan pakai tissue dengan parfum atau alkohol, cukup memakai tissue biasa yang sudah Anda kucuri dengan air bersih.
6. Membuang Tissue
Setelah selesai menggunakan, buanglah tissue toilet tersebut ke tempat sampah dekat WC. Jangan pernah membuang sampah tissue, pembalut dan kertas ke dalam lubang kloset karena bisa menyebabkan WC macet. Selain itu juga tidak baik bagi keadaan septic tank secara keseluruhan karena perilaku tersebut dapat menyumbat saluran pembuangan.
7. Mencuci Tangan
Jangan lupa untuk mencuci tangan setelah BAB. Meskipun Anda merasa tangan sudah bersih, namun tissue tidaklah mampu mematikan kuman yang mungkin menempel pada jari. Sehingga Anda membutuhkan sabun cuci tangan usai melakukan rutinitas manusiawi ini.
Baca Juga: 23 Daftar Makanan Tinggi Serat untuk Melancarkan BAB
Perlu Anda ketahui bahwa menggunakan tissue toilet dengan benar sangat penting untuk menjaga kebersihan dan kesehatan. Selalu gunakan dengan bijaksana tissuenya.
Wujud perilaku cerdas dan bijaksana pada saat buang hajat adalah tidak membuang-buang tissue. Jadi ambil secukupnya sehingga tidak mubah. Apalagi bila Anda memakai toilet umum yang mana ini menyangkut kepentingan banyak orang. Sehingga harus Anda perhatikan baik-baik agar tissuenya tidak bolak-balik habis karena pemborosan dan penghamburan secara kumulatif oleh banyak pengguna.