Kapan Waktu Terbaik untuk Toilet Training Anak? Simak Prosedurnya! – Pertanyaan ini mungkin menyeruak dalam benak para ibu yang memiliki anak bayi sudah beranjak besar. Seorang balita ketika harus mulai jalani pelatihan menggunakan toilet artinya umurnya sudah cukup, biasanya mulai umur 15 bulan.
Sangat penting untuk melatih anak agar ia mau belajar pipis sendiri. Nanti pada tahap selanjutnya ia pun harus belajar BAB sendiri. Dengan target seperti ini tentu sudah saatnya orang tua menyiapkan strategi agar buah hati mulai mau mengikuti toilet training dengan antusias.
Antusiasme anak dalam mengikuti pelatihan pipis dan pup sendiri menunjukkan bahwa mereka memperhatikan betul sesi pembelajarannya. Akhirnya toilet training anak ini tidak akan menjadi beban mental sang anak karena mereka sukarela melakukannya dan senang.
Ada tanda-tanda kapan waktu yang tepat bagi anak mulai menjalani pelatihan toilet ini. Selain faktor usia, ada tanda kecil yang khas dan harus para bunda perhatikan agar tak terlewat periode emas pembelajaran ini. Memang terkadang jika kurang teliti, para bunda masih akan merasa belum saatnya melatih. Padahal penting sekali melakukannya sebelum terlambat.
Baca Juga: Contoh Model Potty, WC Duduk Anak untuk Toilet Training Baby
Daftar Isi
Tanda-Tanda Kesiapan Jalani Toilet Training Anak
WC kecil adalah proses mengajarkan anak untuk menggunakan toilet atau potty. Waktu terbaik untuk melakukannya adalah ketika anak sudah menunjukkan beberapa tanda kesiapan fisik dan emosional.
Beberapa tanda kesiapan yang umum meliputi beberapa hal penting berikut ini:
1. Pengendalian Buang Air Pada Anak
Anak dapat mengendalikan buang air kecil selama beberapa jam atau saat tidur malam. Ini menandakan ia sudah semakin siap untuk menjalani toilet training anak. Kebiasaan minta pipis sendiri juga dapat menjadi titik awal mulai pelatihan.
2. Minat Anak Terhadap Toilet
Anak menunjukkan minat terhadap toilet seperti bertanya kegunaan dan fungsinya juga menjadi pertanda yang tak boleh terlewatkan. Ini saatnya untuk memulai training menggunakan WC pada anak.
3. Kesadaran Anak Saat Ingin Buang Air
Anak mampu memberi tahu saat mereka ingin buang air kecil atau besar. Sehingga mereka tidak ngompol begitu saja. Untuk langkah awal jangan lupa memperkenalkan bahwa jika kebelet buang air wajib ke WC segera.
4. Sudah Bisa Lepas Pakaian Sendiri
Anak dapat melepas dan mengenakan baju sendiri dengan bantuan sedikit saja dari orang tuanya. Ini fase ketika anak mulai menunjukkan kemandirian dalam berpakaian. Mereka akan sangat bersikeras melakukannya sendiri dan melarang orang tuanya untuk membantu.
5. Ketertarikan Anak Pada Kebersihan
Anak menunjukkan ketertarikan pada kebersihan dan ingin membuang popok kotor. Mereka tidak mau memakai popok lagi sehingga orang tua harus sigap mulai melepaskan ketergantungan pada pemakaian popok.
Selain itu, penting untuk mempertimbangkan kesiapan emosional anak. Jika anak menunjukkan ketidaknyamanan, ketakutan, atau resistensi terhadap toilet training, mungkin lebih baik menunda proses ini.
Setelah memastikan kesiapan anak, langkah-langkah awal dalam toilet training menjadikan penggunaan toilet atau potty sebagai rutinitas harian, memberikan pujian dan penghargaan ketika anak berhasil akan menjadi dukungan tersendiri selama proses ini.
Perlu Anda ingat bahwa setiap anak berkembang dengan cara yang berbeda, jadi penting untuk bersabar dalam prosesnya. Jangan pernah memaksa anak secara keras sehingga proses peralihan menuju kemandirian tercapai.
Manfaat dan Keuntungan Memulai Toilet Training Anak Sejak Dini
Orang tua pasti akan merasa gelisah bila mendapati anaknya masih saja mengompol padahal umurnya sudah hampir 6 tahun. Bahkan beberapa anak yang sudah memasuki sekolah dasar masih saja memiliki kebiasaan ini.
Sebagaimana kebiasaan masih mengempeng atau mengedot susu, kebiasaan beol di celana atau ngompol memang terkadang terjadi pada anak-anak usia segini. Namun bukan berarti tidak ada upaya pencegahan dan penanganan.
Toilet training anak bertujuan untuk mengatasi persoalan ini. Sehingga anak akan belajar bertanggungjawab pada dirinya sendiri ketika kebelet. Kebanyakan anak tidak memiliki sifat ini karena kebiasaan selama ini yang membentuknya jadi memiliki respon pasif meski sedang ingin buang air besar maupun buang air kecil.
Berikut adalah sederet manfaat mengajarkan toilet training anak sejak dini sebelum terlambat. Orang tua akan memperoleh segelintir keuntungan yang bisa membuat tenang dan tentram.
1. Anak Jadi Tidak Cengeng
Seringkali anak jadi gampang sekali menangis hanya karena dirinya tidak suka popok penuh. Apalagi kalau sudah BAB, tangisan menjadi respon yang wajar.
Namun ketika anak sudah mulai besar, mereka enggan memakai popok lagi sehingga mereka pun bisa saja menangis hanya karena tidak tahu caranya pup dan pipis. Jika ini terjadi di rumah tidak akan menjadi masalah serius, namun saat terjadi ketika anak sekolah tentu akan mengkhawatirkan.
2. Meningkatkan Kepercayaan Diri Anak
Anak-anak umur 5-6 tahunan terkadang masih sangat pemalu. Untuk sekadar berkata ingin buang air besar atau kecil saja tidak percaya diri. Akhirnya malah melakukannya di celana dan menjadi bahan tertawaan teman-temannya.
Jika hal ini tak ada penanganan, tentu akhirnya anak jadi makin minder dan merasa sangat tersakiti. Bullying karena berak sembarangan maupun mengompol masih kerap terjadi pada lingkungan bermain maupun belajar.
3. Melatih Kesabaran Anak
Sesungguhnya dengan memberikan toilet training anak, ini sama saja melatih kesabaran sang anak. Sebab dengan demikian, anak bisa lebih sabar dalam menghadapi masalahnya. Tidak melulu mengandalkan emosinya.
Kesabaran anak ketika mampu menahan keinginannya buang hajat sebelum menemukan toilet atau kamar mandi. Sehingga ia tidak mengeluarkannya pada celana yang akan membuat orang-orang sekitarnya memarahi atau menertawakan.
4. Membuat Anak Lebih Pemberani
Seorang anak memang harus jadi pemberani suatu hari nanti supaya tidak bergantung pada orang tuanya. Dan ini membutuhkan peran orang tua untuk bisa mencapainya. Salah satunya dengan menjalani toilet training anak.
Jangan jadikan ajang ini sebagai pelatihan yang kaku. Melainkan buatlah menjadi suatu kegiatan yang natural seperti mulai melepas popok, menggunakan celana dalam saja dan mengajak anak ke toilet. Tunjukkan bagaimana cara buang air yang benar dan cebok.
5. Meningkatkan Kesehatan Anak
Manfaat yang juga krusial dari kegiatan pelatihan toilet ini juga pada dasarnya untuk meningkatkan kesehatan. Anak yang terbiasa menahan BAB hanya karena takut dan bingung melakukannya bisa berdampak bahaya. Sebab bisa menimbulkan konstipasi.
Gejala konstipasi seperti sulit BAB karena selama ini terlalu sering menahan BAB. Tentu ini memang masalah kesehatan anak yang serius dan jangan sampai terjadi.
Baca Juga: Cara Membangun Taman Bermain Anak Edukatif dan Safety
Banyaknya manfaat toilet training ini seharusnya menjadikan orang tua lebih giat lagi dalam melatih. Tidak ada yang sia-sia dari sekadar memberikan pelatihan kecil memakai WC sebagai persiapan menyongsong kedewasaan anak.