Unik dan Megahnya Patung Buddha Tidur Mojokerto – Ada saja yang menarik dari kota kecil yang satu ini. Seakan tidak cukup menjadi bukti peradaban Majapahit, ternyata kota ini juga punya patung keren ini.
Ukurannya yang sangat besar membuat patung ini menjadi yang terbesar se-Indonesia. Tampilannya juga sangat megah untuk menghormati sosok Buddha Gautama yang bijaksana.
Jadi pemilihan cat warna emas tidak sembarangan, tapi berdasarkan banyak pertimbangan. Makna warna emas melambangkan spiritualitas dan kemakmuran. Jadi desainnya sungguh sangat filosofis.
Baca Juga: Jalan-Jalan ke Situs Sejarah Majapahit Mojokerto
Daftar Isi
Identifikasi Patung Buddha Tidur Mojokerto
Sangat penting untuk mengetahui ciri-ciri dari patung Buddha yang sedang tidur ini. Selain itu juga perlu memahami sejarah pendiriannya yang tidak dalam waktu sekejap.
Tentu patung ini merupakan cita-cita sejak dulu. Apa yang terlihat hari ini adalah bentuk perjuangan mendirikan patung dari tahun ke tahun.
1. Sejarah Pembangunan Maha Vihara Majapahit
Sesungguhnya patung Buddha tidur ini berada dalam kawasan Maha Vihara Majapahit. Tempat ibadah ini sudah mulai pembangunannya semenjak tahun 1987. Dalam kurun waktu 2 tahun kemudian, akhirnya sukses berdiri. Peresmiannya oleh gubernur Jawa Timur saat itu, yaitu Soelarso.
Usai selesai pembangunannya pada tahun 1989 tersebut, maka empat tahun kemudian barulah mulai pembuatan patung Buddha berbaring ini. Semua dikerjakan oleh para seniman patung dari Trowulan, khususnya desa Bejijong. Selain itu juga ada para pematung dari Solo.
2. Ukuran dan Ciri Fisik
Setelah selesai pembuatan, patung Buddha ini mulai pengecatan dengan warna emas sekitar tahun 1999. Penyempurnaan bentuk dan peletakkan agar posisinya pas dan aman selama dua tahunan.
Kemudian, pada tahun 2001 akhirnya patung ini selesai total. Dan saat itu sampai memperoleh rekor MURI sebagai patung Buddha terbesar se-Indonesia.
Secara fisik, patung ini panjangnya 22 meter, lebar 6 meter dan tingginya mencapai 4,5 meter. Pantas saja menjadi patung terbesar karena memang ukuran sangat jumbo.
3. Lokasi
Patung Buddha tertidur ini letaknya masih sekitaran Maha Vihara Mojopahit, tepatnya pada sisi selatan. Kawasan ini masuk ke dalam dusun Kedungwulan, desa Bejijong, kecamatan Trowulan.
Jadi kalau mau berkunjung ke sini tentu sangat mudah. Sebab selama ini Trowulan sudah terkenal sebagai pusat wisata sejarah Mojokerto. Anda bisa ikut open trip maupun solo traveling ke sana.
4. Harga Tiket Masuk
Tarif tiket murah meriah, yaitu hanya Rp5000 saja untuk orang dewasa. Sedangkan anak-anak Rp3000 saja. Uang tiket ini akan terkumpul sebagai dana kebersihan dan dana pengelolaan kawasan patung ini.
Frekuensi kunjungan ke Patung Buddha Tidur Mojokerto selalu melonjak tiap tahunnya. Selain karena penobatannya sebagai patung terbesar, ini juga memperlihatkan adanya budaya toleransi. Bahwa patung ini telah menjadi wisata lintas agama.
Patung Buddha Sedang Tidur Lainnya Selain di Mojokerto
Ternyata selain kota bekas pusat Majapahit ini, masih ada beberapa kota lain Indonesia yang menyimpan keindahan patung Buddha dengan berpose sedang tidur.
Mungkin beberapa patung ini sudah pernah Anda kunjungi sebelumnya. Namun memang masing-masing punya ciri khas yang berbeda. Tentu keunikan inilah yang menarik minat masyarakat untuk melihatnya.
1. Vihara Buddha Dharma 8 Pho Sat, Bogor
Vihara Buddha Dharma 8 Pho Sat Bogor terkenal karena arsitektur bangunannya yang megah dan indah.
Tempat ini juga menawarkan kedamaian dan ketenangan bagi para pengunjung yang datang. Selain itu, vihara ini sering menjadi tempat untuk bermeditasi dan belajar tentang ajaran Buddha.
Lokasi patung Buddha Tidur ini sangat pas untuk meresapi bagaimana Buddha saat hari-hari terakhirnya. Tentu pose tidurnya beliau pasti memiliki makna yang mendalam.
2. Vihara Buddhagaya Watugong, Semarang
Vihara Buddhagaya Watugong Semarang terkenal karena memiliki patung Buddha yang besar dan cantik dalam kompleks viharanya.
Pengunjung sering datang ke vihara ini untuk beribadah, bermeditasi dan belajar tentang agama Buddha. Vihara ini juga sering mengadakan acara-acara keagamaan yang meriah.
Mungkin dengan berkunjung ke sini, Anda jadi tahu apa makna dan arti dari tidurnya Buddha? Apakah benar karena beliau sedang sakit? Sungguh tidurnya Buddha memang selalu jadi misteri.
3. Vihara Dharma Giri, Bali
Vihara Dharma Giri Bali merupakan salah satu vihara terbesar pulau Bali. Tempat ini terkenal karena pemandangannya yang spektakuler dengan hamparan sawah dan gunung-gunung hijau sekitarnya.
Para pengunjung bisa merasakan kedamaian dan ketenangan saat berada dalam vihara ini. Serta dapat mempelajari budaya dan ajaran Buddha secara mendalam.
Misteri patung Buddha tidur mungkin akan terpecahkan bila Anda mencoba untuk selaras dengan Buddha. Bermeditasi hingga mencapai ketenangan jiwa.
Sungguh akan menyenangkan berkunjung ke sini karena bisa menjadi jalan melepaskan beban jiwa untuk mencapai ketenangan.
4. Vihara Dhammadipa Arama, Batu
Vihara Dhammadipa Arama kota Batu, dekat Malang. Mempunyai pemandangan alam yang indah dan sejuk. Lingkungan yang sangat damai bagi para pengunjung yang ingin mencari ketenangan batin. Selain itu, vihara ini juga sering menjadi tempat untuk retret spiritual dan kegiatan meditasi.
Tentu Anda sudah ingin sekali merasakan bagaimana keberhasilan meditasi mencapai keheningan dan kekhusyukan? Apalagi sembari mengilhami arti dari sebuah patung Buddha Tidur ini.
Keberadaan patung Buddha Mojokerto maupun daerah lainnya telah menjadi simbol keberagaman budaya dan agama Indonesia. Eksistensi patung ini mempererat masyarakat karena bisa menjadi jalan untuk belajar tentang sosok Buddha.
Banyak orang yang belum paham siapa Buddha, meski mungkin sudah pernah mendengar nama Siddharta Gautama. Buddha sebagai sebuah pencapaian atau kondisi, tentu membuat sosoknya menjadi begitu sakral.
Baca Juga: Mencari Seniman Patung Batu Mojokerto, Apa Mereka Masih Ada?
Sosok Buddha siapa yang selalu menjadi inspirasi dari lahirnya patung dengan bergaya sedang tidur ini? Tentu tiap orang, terutama ummat Buddha memiliki persepsi masing-masing. Pemaknaan bisa berbeda-beda tergantung tingkatan pemahaman akan sosok Buddha itu sendiri.