Jenis Cabai Terpedas Sedunia, Awas Sakit Perut

Jenis Cabai Terpedas Sedunia, Awas Sakit Perut

Jenis Cabai Terpedas Sedunia, Awas Sakit Perut — Terdapat beberapa jenis cabai global mendunia yang terkenal karena tingkat kepedasannya yang tinggi. Memakan cabai ini bisa membuat asam lambung bergejolak.

Nyeri perut memang lazim terjadi bila mengonsumsi cabai dalam jumlah banyak. Dalam kondisi parahnya bisa pula menyebabkan diare yang membuat Anda harus sering-sering ke toilet.

jenis cabai terpedas
jenis cabai terpedas

Jenis Cabai Terpedas yang Populer dan Terkenal

Untuk para pecinta cabai mungkin sudah tidak asing lagi dengan nama-nama cabai paling pedas sedunia berikut ini:

1. Carolina Reaper

Cabai ini merupakan jenis cabai terpedas sedunia. Pengembangnya adalah sosok seorang petani bernama Ed Currie.

Carolina Reaper memiliki tingkat skoville mencapai 1,569,300 hingga 2,200,000 unit. Rasa pedasnya sangat intens dan tahan lama.

2. Trinidad Moruga Scorpion

Sebelum munculnya Carolina Reaper, Trinidad Moruga Scorpion selalu menjadi cabai terpedas sedunia, sebelum akhirnya pamornya terkalahkan.

Jenis cabai terpedas ini memiliki tingkat skoville mencapai 1,200,000 hingga 2,009,231 unit. Rasa pedasnya sangat kuat dengan sensasi aroma buah yang manis, meski masih membuat tubuh terasa panas saat memakannya.

Baca Juga: Cara Menyembuhkan Sakit Mencret yang Ampuh dan Manjur

3. Ghost Pepper (Bhut Jolokia)

Cabai Ghost Pepper berasal dari India dan memiliki tingkat skoville mencapai 855,000 hingga 1,041,427 unit. Rasa pedasnya yang kuat dengan rasa fruity yang khas.

Akhir -akhir ini Ghost Pepper sangat populer sebagai bumbu makanan ringan berbasis keripik. Sebagaimana Paprika, cabai pedas ini memang memiliki keunikan tersendiri yang menambah citarasa dan harga dari suatu makanan.

4. Habanero Red Savina

Cabai Habanero memiliki tingkat skoville mencapai 350,000 hingga 580,000 unit. Rasa pedasnya kuat dengan sentuhan fruity dan floraly.

Jika dulu cabai ini hanya ada versi impornya, kini petani Indonesia mulai mengembangkan varietas Habanero juga. Anda tentu mengenal salah satu varian Habanero yang bernama Cabai Gendot? Itulah Habanero versi Indonesia.

5. Scotch Bonnet

Cabai Scotch Bonnet berasal dari Karibia dan memiliki tingkat skoville mencapai 100,000 hingga 350,000 unit. Rasa pedasnya kuat dan memiliki aroma buah yang memikat.

Bentuk buahnya mirip dengan topi Tammie atau Tam o’ Shanter yang merupakan topi tradisional Skotlandia. Para petani biasa memanen cabai ini saat warnanya oranye atau kuning kehijauan.

6. Jalapeno

Cabai Jalapeno memiliki tingkat skoville mencapai 2,500 hingga 8,000 unit. Rasa pedasnya lebih ringan daripada cabai-cabai sebelumnya, namun masih memberikan sensasi yang menyenangkan.

Sepintas cabai asal Meksiko ini mirip dengan cabai hijau versi mini. Namun secara rasa mengingatkan kita pada cabai rawit yang buat menjerit saking pedasnya.

Harap Anda ingat bahwa tingkat kepedasan dapat bervariasi tergantung pada faktor-faktor seperti kondisi pertumbuhan, iklim, dan faktor genetik.

Jadi, jika Anda mencoba salah satu dari jenis cabai ini, pastikan untuk berhati-hati dan menyesuaikan dengan toleransi rasa pedas Anda. Jangan sampai memakan cabai justru menjadi bumerang yang membuat Anda harus sering-sering ke WC.

Cabai-Cabai Khas Indonesia yang Pedas Tapi Enak

Sebagai sebuah negara tropis pecinta makanan pedas, tentu Indonesia pun memiliki cabai unggulan. Jenis cabai terpedas ini lazim untuk masakan sehari-hari. Sehingga Anda mudah menemukannya walau hanya belanja cabai pada warung-warung sayur dekat rumah.

Varietas cabai modern Indonesia jika kita amati memang sudah bergerak secara global. Banyak muncul bentuk-bentuk cabai yang unik atau dulunya tidak lazim ada. Artinya petani cabai Indonesia sudah berhasil mengembangkan varietas-varietas unggulan terbaru. Berikut adalah beberapa jenis cabai terpedas

1. Cabai Merah (Capsicum annuum)

Jenis cabai yang paling umum dan populer se-Indonesia. Biasanya memiliki ukuran sedang hingga besar, berwarna merah saat matang dan memiliki tingkat kepedasan level rendah.

Cabai ini terkenal dengan nama Cabai Merah Besar. Menjadi varian matang dari jenis Cabai Hijau Besar. Penggunaannya cocok untuk memasak balado karena memberikan warna dan aroma yang khas.

2. Cabai Rawit (Capsicum frutescens)

Cabai dengan ukuran kecil hingga sedang, berwarna merah, kuning, oranye atau hijau saat matang. Rawit memiliki tingkat kepedasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan cabai merah.

Jenis Cabai Rawit cocok untuk menggado makanan, seperti saat menyantap gorengan tempe maupun tahu. Masakan Indonesia tanpa cabai rawit akan terkesan hambar, terutama bagi para pecinta sambal pedas.

3. Cabai Keriting (Capsicum annuum var. acuminatum)

Cabai dengan bentuk ramping dan keriting. Menjadi varian Cabai Merah Besar yang rasanya agak pedas.

Jenis Cabai ini bagus untuk campuran tumisan karena secara rasa lebih bisa menyatu dengan resep masakan tumis.

4. Cabai Hijau (Capsicum annuum)

Cabai dengan ukuran sedang hingga besar, berwarna hijau tua. Tingkat kepedasannya biasanya lebih rendah daripada cabai warna merah.

Jenis cabai hijau memiliki aroma dan rasa yang khas. Biasanya untuk membuat sambal hijau maupun bahan campuran masakan lodeh dan bersantan.

5. Cabai Gendot (Capsicum chinense)

Cabai gendot dengan tingkat kepedasan yang sangat tinggi. Dalam dunia pecabaian internasional, terkenal sebagai Habanero. Bentuknya kecil dan bulat, berwarna merah atau kuning saat matang.

Banyak petani cabai yang kesulitan menjual Cabai Gendot karena memang permintaannya tak setinggi Cabai Rawit biasa. Namun jenis cabai terpedas ini memang cukup prestius, harga per kilonya bisa tembus 30 ribu rupiah pada semua musim, baik saat musim panen raya maupun bukan.

Cara Menanam Cabai yang Baik dan Benar

Anda mungkin memiliki anggapan bahwa tanaman Cabai adalah jenis tanaman paling mudah tumbuh. Ya, itu memang benar, cukup dengan memasukkan buah cabai matang atau agak busuk ke dalam tanah, niscaya akan tumbuh pohon cabai.

Namun perlu Anda ingat bahwa tidak semua pohon bisa berbuah. Semua butuh keterampilan, pengetahuan dan langkah teknis sehingga menanam cabainya bisa sukses. Berikut beberapa poin penting yang harus Anda perhatikan saat ingin bertani cabai jenis apapun.

1. Suhu Udara

Tanaman cabai tumbuh optimal pada suhu antara 20-30 derajat Celsius.

2. Tingkat Pencahayaan

Cabai membutuhkan sinar matahari penuh selama setidaknya 6-8 jam sehari.

3. Kelembaban Udara

Kelembaban yang ideal untuk pertumbuhan cabai adalah sekitar 60-70%.

4. Kadar PH Tanah

Cabai lebih baik tumbuh di tanah yang kaya akan bahan organik dan memiliki drainase yang baik. pH tanah ideal untuk cabai adalah antara 5,5-7,0.

5. Sistem Irigasi

Tanaman cabai membutuhkan penyiraman yang cukup, tetapi harus dihindari genangan air yang berlebihan.

6. Intensitas Pemupukan

Cabai membutuhkan pemupukan rutin dengan pupuk organik dan anorganik untuk memastikan pertumbuhan dan produksi yang optimal.

7. Siklus Waktu tanam

Waktu tanam cabai bisa bervariasi tergantung pada jenis cabai dan lokasi geografis. Namun, umumnya tanaman cabai ditanam pada awal musim hujan atau pada awal musim semi.

Baca Juga: Jenis Pohon Perindang yang Bagus untuk Halaman Rumah

Untuk menghasilkan buah yang baik memerlukan bibit yang baik pula. Maka selain ketujuh poin tersebut, Anda juga membutuhkan bibit cabai unggulan. Survei merek perlu Anda lakukan sejak dini sebelum mulai berkebun jenis cabai terpedas. Pastikan hanya memilih merek benih cabai yang sudah memiliki sertifikat dan terbukti unggulan.